Secangkir Kopi Pagi
secangkir kopi pagi sangat dirindu-rindukan
tempat persinggahan renungan
aromanya yang wangi menangkap
helai-helai daun mengering di udara
mengisi permukaan ruang
menjelma menjadi serdadu perang
membaca luas titik bidang
di atas meja
"sumur waktu" sepotong bisik
sambil menyerahkan daftar tutur kata
biarkan kekalahan menghitung kegagalannya
ketika seseorang bersimpuh
di tengah vas bunga raksasa
dengan menunjukkan beberapa luka tangan
"Luka segera mengering saudara,
setiakan memakmurkan tempat sujud kita!"