Dongeng Sebelum Tidur
“ Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita.
Yaitu nonsens”.
Itulah yang dikatakan baginda kepada permaisurinya,
Pada malam itu. Nafsu diranjang telah jadi teduh
Dan senyap merayap antara sendi dan sprei.
” Mengapakah tak percaya? Mimpi akan meyakinkan
Seperti matahari pagi”.
Perempuan itu terisak, ketika anglingdarma
menutupkan
Kembali kain ke dadanya dengan nafas yang dingin,
Meskipun ia mengecup rambutnya.
Esok harinya permaisuri membunuh diri dalam api.
Dan baginda pun mendapatkan akal bagaimana ia harus
Melarikan diri—dengan pertolongan dewa-dewa entah
Darimana—untuk tidak setia.
” Batik madrim, Batik madrim, mengapa harus,
patihku?
Mengaa harus seorang mencintai kesetiaan lebih dari
Kehidupan dan sebagainya dan sebagainya?”