Puteri OBESE
Novel ini bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Puteri. Puteri adalah gadis remaja bertubuh tambuh yang memiliki krisis kepercayaan diri. Namun Puteri selalu berharap dirinya akan menjadi pemenang dalam menghadapi kekurangannya dan menggantinya dengan kelebihan yang dikagumi semua orang disekelilingnya.
Puteri mengawali paginya dengan terlambat masuk sekolah. Berlari adalah setu-satunya cara agar dia bisa mengurangi sedikit waktu ketetinggalannya. Ketika melihat gerbang yang ditutup mulai menyempit. Puteri berteriak, Pak Udin sang penjaga gerbang mulai menghentikan gerak tangannya saat Puteri sampai digerbang, ia menyodorkan bekal makanan yang dibawanya dari rumah pada Pak Udin. Hampir setiap hari Pak Udin selalu menerima makanan dari Puteri dan itu bararti hampir setiap hari pula Puteri terlambat datang ke sekolah.
Puteri memasuki kelas dengan ragu-ragu saat itu tengah berlangsung pelajaran sejarah oleh bu Asti. Untunglang bu Asti guru yang baik, sehingga tak pernah memarahi siswa yang terlambat hadir, Puteri pun dipersilahkan duduk dibangkunya. Ketika akan duduk. Bondi, salah satu teman Puteri mengejek dan menghina Puteri dengan kata-kata yang menyakitkan hati. Semua teman Puteri juga dengan riuh-rendahnya menertawakan Puteri, sungguh pedih hati Puteri saaat itu, namun ia mencoba bertahan. Hanya sahabat setia Puteri lahyang tau perasaannya. Ninuk, ia selalu berusaha untuk menyemangati puteri agar Puteri sabar dan tak bersedih.
Puteri mendengar suara bersahutan itu lagi dari lantai dua, lalu teriakan-teriakan, jeritan yang keras serta suara seperti benda dibanting dan berakhir dengan isak tangis seorang perempuan Puteri sadar itu suara orang tuanya. Beberapa mingu ini memang orang tuanya sering bertengkar , tapi puteri hanya bisa diam, meski terkadang hasratnya ingin meredakan pertengkaran orang tuanya itu, namun Puteri tak mampu.
Puteri kembali berada disekolah tepat ketika Pak udin mulai menarik pintu gerbang. Saat sampai di pintu gerbang, tak lupa Puteri memberikan makanan pada Pak Udin yang selama ini selalu baik dan ramah pada puteri. Pak Udin mampu memeberikan sedikit rasa kasih sayang yang tak puteri dapatkan dari orang tuanya. Hari ini jadwal kelas Puteri untuk olah raga, Puteri pun siap untuk berganti pakaian, saat itu Puteri tuba-tiba melihat Ninuk pucat curiga, benar saja tak beberapa lama pun Ninuk pingsan. Puteri yang kebingungan mencari pertolongan akhirnya mendapat bantuan dari bu Ratna. Guru olah raga yang akan mengajar Puteri, lalu membawa Ninuk ke UKS.
Bu Ratna memang mengizinkan Ninuk untuk tidak mengikuti olah raga karena kondisi fisik Ninuk yang lemah, sering pingsan dan menggunakan kaki palsu. Ninuk memang pernah mengalami kecelakaan, tepatnya seminggu sebelum ujian akhir SMP, sebuah mobil bak terbuka yang membawa tabung gas menabrak Ninuk, membuat kaki kirinya harus diamputasi. Tapi Ninuk tak pernah menyerah dan selalu ikhlas menjalani takdirnya. Seperti apa yang telah ibu Ninuk selalu ucapkan.
Setelah bu Ratna mengantar Ninuk ke UKS, Puteri berganti pakaian dengan segera karena sebentar lagi olah raga akan dimulai. Lalu puteri menuju ke lapangan dan mulai lari-lari mengelilingi lapangan tersebut dan disaat itulah Bondi berulah dengan mulutnya yang kurang ajar. Puteri tak bisa lagi memendam emosinya. Perkelahian antara Puteri dan Bondi pun terjadi dengan berakhir diruang BP.
Bondi dibawa ke UKS karena ada beberapa luka yang harus di obati. Saat itulah Puteri hanya tertunduk sembari menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Disela-sela pembicaraan itulah bu Ratna memuji bahwa Puteri itu cantik. Seumur hidup Puteri hanya ada dua orang mengatakan bahwa dirinya cantik yang sebelumnya adalah Om Ganda supir keluarga Puteri waktu itu.
Puteri teringat akan masa kecilnya, dimana Om Ganda masih berada disampingnya. Saat itu ketika Puteri dimarahi oleh Ayah/ Ibunya Om Ganda lah yang selalu menghibur Puteri, ketika Ayah/ Ibu Puteri bekerja Om Ganda juga yang menemani Puteri. Hingga disuatu pagi Om Ganda pergi saat Puteri tertidur hanya buku berwarna pink tentang puisi-puisi Om Ganda itulah yang ditinggal.
Puteri mulai menulis pada diarynya, Puteri menuliskan smua kesalahannya karena memilki tubuh yang tambun, Puteri sungguh kecewa dengan takdirnya. Hingga, Puteri pun bertekad untuk melakukan diet sampai berat odealnya terwujud.
Pak Togi, Guru fisika mulai membagikan hasil ulangan minggu lalu, Bondi sangat kecewa karna mendapat nilai 4. Dan yang mendapat nilai terbesar adalah Puteri. Ketika Pak Togi menyarankan agar Bondi dapat belajar bersama Puteri sungguh bahagia hati Puteri, karena dapat mempermalukan Bondi didepan semua siswa.
Motor bebek Bondi kini telah dijual untuk membayar hutang-hutang bapaknya, memang akhir-akhir ini bapak Bondi gemar berjudi. Semakin hari keadaan ekonomi keluarga Bondi menurun ditambah dengan bapaknya yang jarang pulang ke rumah. Kini Ibu Bondi pun telah berprofesi sebagai penjual kue untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Puteri kesepian, hamper setiap hari ia merasakannya. Ayah Puteri, sampai sekarang tak tau kemana, ia hanya pulang beberapa hari yang lalu kemudian pergi lagi. Puteri teringat Om Ganda, tanpa piker panjang Puteri pun mendatangi komlpleks perumahan om Ganda gelap dan pengap.lalu Puteri mendekati sebuah lemari, membuka lacinya dan menemukan foto, tampaknya Om Ganda dan anaknya, dan bait-bait puisi terdapat dibaliknya :
Kutimang si buah hati
Dengan rasa penuh kasih
Apakah engkau tidak mengerti
Bahwa ini cinta putih
Aku terikat janji
Untuk tidak berkata-kata
Tetapi akhirnya ku sadari
Bahwa aku menyayanginya
Bondi berjalan mendekati puteri yangsedang makan buah dikantin. Bondi berniat untuk meminta puteri agar dapat belajar bersama dengannya. Dengan sedikit basa-basi Puteri pun mau mengajari Bondi fisika. Ninuk yang merasa curiga dengan Bondi hanya berpesan agar Puteri selalu berhati-hati.
Ruang yang sangat sejuk meskipun tidak orang-orang itu semua ibu-ibu yang sedang mempelajari Top Dance. Riani, ibu Puteri salah satu dari mereka. Disanalah Riani bisa sejenak melupakan Hariyadi, ayah Puteri, dan berkenalan dengan Mr. Rogers intrukstur Top Dance. Riani telah berpikir kalu Hariyadi memang gila, ia gila harta. Buktinya ia hanya memikirkan kerja saja, tak pernah ia perhatikan istri istri dan anaknya.
Sebulan sudah Puteri mengajari Bondi fisika. Hasilnya lumayan, Bondi dapat mengerjakan soal-soal tanpa melihat rumus. Pak Togi pun senang dengan perubahan para siswa. Dua minggu lagi ujian semester pertama dilaksanakan. Hal ini membuat Bondi dan Puteri makin akrab Begitu pula Ninuk dan Puteri.
Puteri dan Ninuk menaiki bajaj. Membawa mereka ke Pondok Baca Jendela Dunia. Siapapun pasti merasa nyaman jika mendatanginya. Ninuk mencari novel dilantai 1. Sedangkan Puteri dilantai 2 mencari buku psikologi. Saat itulah Puteri bertemu dengan Bayu. Ia adalah keponakan dari pemilik Pondok baca ini, dan ia tinggal disini untuk meneruskan kuliahnya yang sekarang semester 3, pertemuan itulah membuat Puteri sadar kalau ia menyukai Bayu.
Karena kecemburuanya melihat Puteri dan Bondi makin dekat. Sisy, salah satu penggemar Bondi akhrnya menyusun rencana jahat untuk membuat Puteri malu.Sisy bekerja sama denagan Kara dan Arin, teman sekelas Bondi dan Puteri untuk membantunya. Sisy mengancamjika tidak mau membantu Sisy, Maka Sisy akan membocorkan pekerjaan Kara dan Arin diluar sekolah. Yang sering pergi dengan Om-om yang memakai mobil mewah, dan merokok dicafe dengan Om-om yang bersamanya. Kara dan Arin sungguh terkejut dengan ancaman Sisy. Sebenarnya Sisy tak sengaja melihat kejadian itu waktu sedang di Terminal dan ketika di café sedang merayakan ulang tahun temanya. Kara dan Arin tak punya pilihan lain,mereka pun menyetujui kerja sama dengan Sisy.
Sejak itu, Kara dan Arin berubah menjadi lebih baik pada Puteri. Namun, Puteri ta pernah berprasangka buruk pada Kara dan Arin,bahkan Puteri merasa Kara dan Arin telah menjadi sahabatnya. Suatu hari, Kara mengajak Puteri kerumahnya, Puteri pun tak bsa menolak.
Rumah yang tak terlalu bagus,lingkunganya agak semrawut.Tempat sampah dibeberapa sudut rumah sudah tak mampu lagi menahan isinya. Puteri tidak terlalu suka lingkungan rumah ini. Sepi, gelap dan suram, suasana rumah itu. Orang tua Kara telah bercerai. Kini, Kara hanya tinggal dengan ibunya yang berprofesi sebagai penyanyi diskotik dangdut. Saat inipun ibu Kara sedang pergi ke Mangga dua untuk mencari baju baru yang akan dipakai saat manggung. Tapi, Kara enggan menceritakanya pada Puteri tentang keluarganya itu.Kara hanya menceritakan tentang kakak perempuan, Ayu. Kara bilang kakaknya itu juga dulu mempunyai tubuh tambun, tapi karena ia memiliki baju idola, akhirnya tubuh tambunnya itu bisa diatasi. Kara pun memperlihatkan baju idola milik kakaknya. Puteri harus mencobanya, meski awalnya Puteri tak mau mencoba namun akhirnya Puteri luluh juga. Kara menunggu diluar kamar, sedang Puteri mengganti pakaiannya dikamar Kara, saat mengganti pakaian, Tanpa Puteri sadari ada seseorang dibalik gorden gelap yang mengambil sebagian gambar ditubuh Puteri yang saat itu hanya menggunakan bra dan singlet yang sangat tipis.Puteri sadar bahwa baju itu takkan muat ditubuhnya, Puteri melepasnya dan bergegas untuk pulang.
Puteri datang terlambat, saat itu tengah berlangsungnya pelajaran Pak Heri. Tapi tak ada komentar darinya, Puteri merasa aneh,Ia nampak merasa kalau teman-temanya sedang menertawakanya. Namun ia segera terfokus pada pelajaran yang akan dimulai. Beberapa kali Ninuk mencoba menjelaskan,tapi selalu terhalang oleh guru-guru yang akan mengajar. Hingga istirahat tiba, barulah Ninuk mulai mejelaskan mengapa anak-anak menertawai Puteri tadi, Ninuk menjelaskan tentang foto Puteri yang hanya memakai bra dan singlet tipis tersebut lewat handphone ke hampir seluruh siswa kelas.Puteri sungguh heran, karena Puteri tak pernah merasa memfoto dirinya sampai setengah badan. Puteri malu jika tubuh tambunya akan terlihat. Asep, teman sekelasnya yang sedang membaca saat itu dipanggil Ninuk dan menyuruhnya membawa handphone. Puteri pun melihat dirinya. Ia sungguh geram, dalam pikiran Puteri hanya ada satu orang yang ia tuju yaitu Kara.Puteri berjalan dengan marah untuk mencari Kara,yang saat itu berada dikantin bersama Sisy. Tanpa pikir panjang Puteri menghempaskan tubuh Sisy yang menghalanginya dan mulai menerjang tubuh Kara dengan ganas disaksikan oleh semua mata dikantin dan berakhir dikantor kepala sekolah.
Mobil itu terus melaju, membawa Puteri ke Pondok baca, setelah tadi mengantar Ninuk pulang. Seperti bisaa Puteri mencari buku Psikologi. Hati Puteri masih kacau,hingga membuatnya menangis, tapi Puteri yakin tak ada yang mendengar tangisanya. Tanpa diduga Bayu telah berada disamping Puteri.Sekarang hanya Bayulah tempat hati Puteri mengadu.Tapi,Puteri tak mengatakan tentang foto itu.
Pihak sekolah tengah mengusut foto Puteri.Saksi sementara adalah beberapa siswa yang mendapat gambar lewat ponsel mereka,dan Sisy.Puteri tak sengaja mendengar perbincangan anak-anak basket saat Puteri berada dikamar kecil.Kecewa menjalar keseluruh tubuh Puteri ketika ia mendengar bahwa Bondi hanya memanfaatkanya saja selama ini. Sejenak Puteri pun teringat,sering kali Bondi meminta uang denganya.
Puteri memilih menenangakan diri di Danau,disana Puteri mengeluarkan kekesalanya dengan berteriak. Tiba-tiba Puteri merasa pandanganya buram dan berubah gelap. Pak Slamet yang melihatnya panik dan segera menolong Puteri. Lalu membawanya pulang kerumah.
Dengan setia Riani menanti anaknya siuman dirumah sakit. Rasa bersalah pelan-pelan menyusup kerelung hati. Riani merasa bahwa semua ini adalah perbuatanya. Riani mengabarkan kondisi Puteri pada Hariyadi.Benar saja,Hariyadi tak begitu memperhatikanya. Setelah mendengar penyebab sakitnya Puteri kurang makan saat itulah Riani sadar ia harus lebih memperhatikan Puteri. Riani pun berjanji akan meninggalkan dunia Top dance. Puteri telah siuman, dalam sadarnya Puteri bercerita kalau ia bermimpi Om ganda.Namun Riani segera menyuruhnya untuk beristirahat lagi. Riani berpikir, apakanh saat ini saatnya Puteri mengetahui rahasia itu.
Hujan tiba-tiba turun, ketika hendak menutup gorden tampak wajah Ganda disela-sela pohon yang tersenyum dan mengangguk. Segera Riani menutup gordenya jantung Riani berdetak hebat.
2 hari sudah Puteri dirawat. Kini Nampak rona mukanya telah segar kembali. Ninuk datang menjenguk Puteri dengan Bayu. Puteri sungguh bahagia, apalagi dengan buku-buku dari pondok baca yang Bayu bawakan. Terdengar suara pintu diketuk. Ninuk segera melihatnya, ternyata Bondi yang datang untuk minta maaf. Tapi Puteri menyuruh Ninuk agar Bondi pulang saja, Ninuk melakukanya meski sebenarnya kasihan, karena Ninuk melihat maaf Bondi itu tulus.
Bondi tak bisa tidur, akhirnya ia sempatkan untuk belajar fisika. Sejenak Bondi teringat Puteri, akan kebaikanya selama ini.Bondi pun menyesal dengan apa yang ia perbuat pada Puteri selama ini.Pagi datang,Bondi mendengar suara-suara gaduh dari luar,dilihatnya bapak Bondi datang untuk meminta kalung yang dikenakan ibu Bondi.Bondi tak bisa melawan, karena dia buaka apa-apa disbanding bapaknya. Meski terpaksa ibu Bondi pun menyerahkan kalung yang ia beli dari hasil berjualan roti itu.Lalu,bapak Bondi pun pergi entah kemana.
Bondi berjalan kearah Puteri yang sedang membaca buku diperpus. Bondi berniat meminta maaf pada Puteri untuk yang terakhir kalinya.Puteri pun memaafkanya dengan santai. Tak lupa pula Bondi membayar hutang-hutangnya pada Puteri selama ini.Dengan senang hati Puteri menerima uang itu. Setelah Bondi menjelaskan bahwa uang itu halal.Sebenarnya Puteri tak pernah merasa jika Bondi berhutang padanya .
Karena dukungan teman-temanya,Puteri dicalonkan untuk menjadi ketua Osis mewakili kelasnya. Akhirnya ujian semester pertama selesai.dengan kepandaian yang Puteri miliki, Puteri menduduki tingkat pertama dikelasnya. bayu yang tahu pun sangat bangga terhadap Puteri.
Puteri sedang menikmati bubur kacang hijaunya sambil menonton TV diruang tengah. Riani yang saat itu tengah membersihkan kantor Hariyadi memperhatikan Puteri. Riani kembali teringat akan sesuatu yang belum ia sampaikan pada Puteri, tiba-tiba Riani teringat kata-kata Hariyadi dulu, saat itu ia tak berani karena Hariyadi begitu memohon demi memuluskan jalanya untuk memiliki warisan yang terbesar, Hariyadi juga bilang jika itu ia lakukan demi semuanya. Tapi kini semua telah berubah. Riani mendekati Puteri dan duduk disebelahnya. Dengan tekad yang bulat Riani mengajak Puteri untuk bertemu dengan Om Ganda. Puteri tak mungkin menolaknya.Hati Puteri sungguh tak sabar untuk bertemu Om Ganda.
Mobil berhenti didepan Rumah sakit kecil di daerah perbatasan Jakarta. Setibanya di kamar tidur Om Ganda, Puteri sungguh tak percaya kalau laki-laki ini memang betul-betul Om Ganda. Seorang wanita setengah baya mempersilahkan Riani duduk,tapi Riani menggeleng. Wanita itu menjelaskan kondisi Ganda yang tak ada perubahan sama sekali. Selanjutnya, wanita itu membangunkan Ganda, Ganda menatap Puteri tanpa lepas.Bibirnya gemetar seperti hendak mengatakan sesuatu.Ganda menyuruh wanita separuh baya itu meninggalkan dirinya, Riani dan Puteri. Awalnya mereka semua diam. Kemudian ganda berbicara. Ganda berharap saat ini Riani bisa menjelaskan yang sebenarnya. Dan dengan bibir yang gemetar Riani berbicara pada Puteri. Bahwa sebenarnya Ganda adalah ayah Puteri. Mendengar itu semua hati Puteri menjerit,tapi ia segera menerima. Puteri memeluk tubuh ayahnya yang sangat lemah itu. Tiba-tiba wajah Ganda berubah pucat dan putih,tanganya semakin dingin.Puteri merasa aneh, lalu ia memanggil ayahnya. Kemudian berteriak tapi tak ada jawaban.
Tangan Puteri masih masih merasakan bunga-bunga yang tadi siang ia tabrkan di makam Ganda.Tapi Puteri bahagia karena dapat mewarisi bait-bait puisi Ganda sebelum ia pergi.Puteri tak tega membayangkan Ganda yang terbaring dalam gelap, kesepian itu.Namun samar-samar Puteri mendengar bisikan bahwa Ganda sangat senang,karena pembaringan terakhirnya sangat lapang.
Puteri memasuki keputaran berikutnya sebagai calon ketua Osis. Tahap selanjutnya adalah debat calon ketua. Hampir setiap Puteri mendatangi pondok baca untuk menambah wawasan, tentunya dengan bantuan Bayu juga. Semakin hari Bayu dan Puteri makin terlihat akrab. Puteri pun sering bercerita tentang keluarganya. Tak ada satupun yang Puteri sembunyikan pada Bayu. Lama-kelamaan Ninuk pun tau perasaan Puteri pada Bayu. Ninuk pun menanyakanya,tapi tentu saja Puteri tak mau mengaku.
Tiga buah kursi tertata diatas panggung, masing-masing disusuki oleh calon ketua Osis.Wajah ketiga orang itu cukup tegang. Pertama adalah giliran Rivan,ia berhasil menjawab semua pertanyaan guru-guru dengan lancer.Sekarang giliran Puteri untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari guru.Puteri juga selalu mendapatkan semangat dari Bondi dan Ninuk.
Dalam hati, Ninuk sangat bangga mempunyai teman sperti Puteri. Akhirnya Puteri mampu untuk bicara didepan umum. Ninuk tak begitu menyukai Rivan, tapi entah mengapa hatinya berkata bahwa Rivan lah yang akan menjadi ketua OSIS. Tinggal 2 pertanyaan lagi Puteri akan menyelesaikandebatnya. Tapi saat itu mata Nunik berkunang-kunang dan akhirnya tubuh Ninuk jatuh tersungkur di lantai.
Ninuk siuman, Puteri pun selalu berada disampingnya saat itulah Puteri melihat tanda wajah Ninuk menjadisangat bersih. Lalu, Ninuk meminta pada Puteri agar jendela diruangnya dibuka, lebih lebar, supaya angin bisa lebih membelai Ninuk. Puteri melihat tanda lagi. Puteri menyentuh tangan Ninukyang semakin dingin. Puteri tersentak karena melihat Puteri menutup mata. Lalu, Puteri mengabarkan tentang kegagalannya menjadi Ketua OSIS tentu saja Ninuk sudah mengetahuinya. Puteri terus menggenggam tangan Ninuk. Tiba-tiba angin datang menyelimuti tubuh Ninuk dan membawanya pergi.
Malam telah larut, bayu dan Bondi tengah merenungi perasaan mereka. Persaan cinta yang hanya tertuju pada satu orang yaitu Puteri. Hanya Puterilah pemilik hati mereka.